Marc Marquez tidak sekadar memenangkan gelar juara dunia MotoGP 2025. Ia merupakan kekuatan dominan!
Sebelum insiden kecelakaan di Sirkuit Mandalika pada Oktober lalu, pembalap Spanyol ini telah menorehkan statistik mengerikan: 11 kemenangan balapan utama dan 14 kemenangan di sesi Sprint.
Saking dominannya, The Baby Alien sudah mengunci gelar juara dunia pada bulan September di Jepang, tepat sebelum logistik MotoGP mendarat di Indonesia.
Andai saja ia tidak mengalami cedera di Mandalika, Marquez diprediksi bisa menyapu bersih sisa lima balapan terakhir musim ini.
Alih-alih sesumbar, pembalap dengan delapan gelar juara dunia ini justru bersikap realistis. Dalam wawancaranya bersama El Periodico, Marquez menyebut bahwa dominasi total seperti tahun 2025 mustahil terulang di musim 2026.
“Tidak, saya tidak pernah membayangkan tahun sehebat ini,” ungkap Marquez jujur. “Target saya memang bertarung demi gelar juara dunia, tapi mengunci titel dengan lima balapan tersisa? Itu di luar ekspektasi.”
Menurutnya, format MotoGP modern dengan adanya Sprint Race membuat menjaga jarak poin menjadi sangat sulit.
“Sangat sulit mengulangi hal ini karena dengan adanya Sprint dan balapan utama, ada begitu banyak poin yang dipertaruhkan setiap pekan. Menjaga konsistensi itu tidak mudah,” tambahnya.
Ancaman Nyata di Musim 2026
Selain faktor teknis, pria berusia 32 tahun itu sadar betul bahwa para rival tidak akan membiarkannya melenggang sendirian tahun depan. Setidaknya ada tiga faktor utama yang akan menjegal langkahnya:
-
Kembalinya Jorge Martin: Setelah absen hampir sepanjang tahun 2025 akibat cedera di awal musim, Martin dipastikan kembali dengan kondisi bugar dan rasa lapar akan kemenangan.
-
Kebangkitan Pecco Bagnaia: Rekan setim Marquez sendiri, Francesco Bagnaia, diprediksi akan melakukan pembalasan dendam setelah musim 2025 yang bisa ia anggap sebagai bencana. 2026 jadi musim pembuktian.
-
Proyek Yamaha & Toprak: Kehadiran Toprak Razgatlıoğlu di kursi Yamaha memberikan warna baru yang kompetitif, memperkecil celah antara pabrikan Jepang dan Eropa.
Berpacu dengan Pemulihan Pasca-Mandalika
Penghalang terbesar bagi Marquez saat ini justru datang dari dalam dirinya sendiri. Efek kecelakaan di Mandalika masih terasa, dan kini ia tengah berjuang mengembalikan kekuatan fisiknya.
“Secara fisik kami terus membaik, itu yang terpenting. Namun setelah empat atau lima minggu lengan ini tidak digerakkan, otot kehilangan kekuatannya,” jelas Marquez mengenai proses rehabilitasinya.
Saat ini, hari-hari Marquez diisi dengan jadwal rehabilitasi yang padat. “Kami melakukan pemeriksaan setiap dua minggu. Tulang dan ligamen harus sembuh dengan sempurna. Untuk sekarang, waktu saya habis di meja perawatan, fisioterapi, hingga terapi ruang hiperbarik. Apapun yang bisa mempercepat pemulihan akan kami lakukan.”
Apakah Marquez mampu mempertahankan takhtanya di tengah kepungan para rival dan proses pemulihan cedera?
Musim 2026 akan menjadi pembuktian apakah era dominasi Marquez benar-benar kembali, ataukah 2025 hanyalah sebuah anomali.
Saksikan MotoGP 2026 di SPOTV NOW.



