Alexandra Eala dan Janice Tjen Ukir Sejarah: Kebangkitan Tenis Asia Tenggara di 2025

Janice Tjen saat beraksi di US Open 2025 di Flushing, New York, AS. (Rhea Nall/USTA)

Tahun 2025 menjadi tonggak bersejarah bagi tenis Asia Tenggara. Dua petenis muda, Alexandra Eala dari Filipina dan Janice Tjen dari Indonesia, menandai era baru bagi olahraga ini di kawasan yang selama ini lebih dikenal dengan dominasi bulu tangkis.

Alexandra Eala: Menembus Batas Top 50 Dunia

Bagi Alexandra Eala, musim ini benar-benar istimewa. Petenis berusia 20 tahun itu menutup tahun di peringkat dunia No. 50 dengan koleksi 1.143 poin, menjadikannya petenis Filipina pertama yang masuk jajaran Top 50 WTA. Perjalanan dari luar Top 150 di awal tahun hingga mencapai prestasi ini adalah bukti ketangguhan dan bakatnya.

Momen besar Eala terjadi di Miami Open, ketika ia mengejutkan dunia tenis dengan menembus semifinal turnamen WTA 1000. Dalam perjalanannya, Eala menaklukkan tiga juara Grand Slam, termasuk Iga Świątek (No. 2 dunia) dan juara Australian Open Madison Keys.

Tak berhenti di situ, ia juga meraih gelar WTA pertamanya di Guadalajara Open (WTA 125), mengukuhkan statusnya sebagai bintang yang tengah bersinar.

Momentum Eala berlanjut ke US Open, di mana ia mencatat sejarah sebagai petenis Filipina pertama yang memenangkan pertandingan utama Grand Slam di era Open. Kemenangan dramatis atas unggulan ke-14 Clara Tauson dalam tiga set membuat publik Flushing Meadows bergemuruh dan menginspirasi jutaan penggemar di tanah kelahirannya.

Berikut adalah grafik komparasi peringkat Eala dan Tjen di 2025:

Janice Tjen: Penantang Baru dari Indonesia

Jika kebangkitan Eala bersejarah, perjalanan Janice Tjen tak kalah luar biasa. Petenis berusia 23 tahun ini memulai 2025 dari luar Top 500, namun menutup musim di peringkat dunia No. 53 dengan torehan 1.106 poin.

Catatan ini merupakan pencapaian terbaik sepanjang kariernya. Posisi ini menjadikannya petenis putri Indonesia nomor satu saat ini, sekaligus yang tertinggi sejak Angelique Widjaja pada 2004.

Terobosan Tjen terjadi di Chennai Open, ketika ia merebut gelar WTA 250 pertamanya, mengalahkan Kimberly Birrell (Australia) dengan skor 6-4, 6-3 di final.

Kemenangan ini mengakhiri puasa gelar WTA selama 23 tahun bagi Indonesia, menjadikannya petenis pertama yang meraih gelar WTA Tour sejak Angie pada 2002. Selain itu, Tjen juga menembus final São Paulo Open dan meraih gelar WTA 125 di Jinan, Tiongkok.

Di Grand Slam, Tjen kembali mencatat sejarah dengan menyingkirkan unggulan ke-24 Veronika Kudermetova di babak pertama US Open 2025.

Dirinya menjadi petenis Indonesia pertama yang menang di babak utama Grand Slam sejak 2003, lagi-lagi oleh Angelique Widjaja. Meski langkahnya terhenti di babak kedua oleh Emma Raducanu, pencapaian ini menandai tonggak penting bagi tenis Indonesia.

Babak Baru untuk Tenis Asia Tenggara

Kebangkitan Eala dan Tjen menandai titik balik bagi tenis Asia Tenggara. Kisah sukses mereka—dibangun melalui latihan intens, ketekunan, dan tekad kuat—menginspirasi generasi baru dan menarik perhatian dunia terhadap potensi besar kawasan ini.

Dengan Eala membidik langkah lebih jauh di Grand Slam dan Tjen mengincar posisi Top 30, tahun 2026 menjanjikan momen yang lebih besar. Untuk saat ini, pencapaian mereka di 2025 menjadi pengingat kuat: Asia Tenggara layak berada di peta tenis dunia.

Saksikan aksi Alexandra Eala dan Janice Tjen tahun depan di turnamen Grand Slam melalui SPOTV NOW.

Jorge Martin: From Heaven to Hell

Coming into the season as the reigning World Champion, the Spaniard endured a nightmare year, as injury derailed his debut campaign with Aprilia

SPOTV NOW