Cristiano Ronaldo kini resmi merambah dunia seni bela diri campuran (MMA) setelah menjadi pemegang saham di promotor MMA asal Spanyol, Way of Warrior (WOW) FC).
Pengumuman ini disampaikan pada Kamis, menandai langkah terbaru penyerang Al-Nassr tersebut di luar lapangan sepak bola.
“MMA mewakili nilai-nilai yang saya yakini—disiplin, rasa hormat, ketangguhan, dan tekad untuk selalu mengejar kesempurnaan. WOW FC sedang membangun sesuatu yang unik dan kuat, dan saya bangga menjadi bagian dari proyek ini untuk mengangkat olahraga ini dan menginspirasi generasi berikutnya,” ucap Ronaldo dalam sebuah rilis.
Juara UFC kelas ringan, Ilia Topuria, yang juga merupakan salah satu pemilik WOW FC, menyambut keterlibatan pemenang lima kali Ballon d’Or tersebut.
“Kehadiran Cristiano Ronaldo di WOW FC adalah momen besar bagi olahraga ini. Ia mewakili standar tertinggi profesionalisme, kerja keras, dan keunggulan global,” kata Ilia.
“Bersama-sama, kami akan membawa MMA ke level baru dan menginspirasi atlet serta penggemar di seluruh dunia untuk percaya bahwa segalanya mungkin,” ujarnya.
Jorge Martin: From Heaven to Hell
Coming into the season as the reigning World Champion, the Spaniard endured a nightmare year, as injury derailed his debut campaign with Aprilia
Drama antara Karim Benzema dan tim nasional Prancis tampaknya belum benar-benar berakhir. Setelah meninggalkan kamp latihan Les Bleus secara mendadak tepat sebelum Piala Dunia 2022 di Qatar karena cedera otot, sang peraih Ballon d’Or 2022 itu kini mengirimkan sinyal kuat untuk kembali.
Meski sempat memberikan isyarat pensiun melalui unggahan media sosial pada Desember 2022, Benzema kini meluruskan segalanya. Dalam wawancara eksklusif bersama L’Equipe, pemain berusia 38 tahun itu menegaskan bahwa dirinya belum sepenuhnya menutup buku untuk karier internasionalnya.
"Siapa yang Tak Ingin Main di Piala Dunia?"
Benzema secara terbuka menyatakan kesiapannya jika dipanggil kembali untuk membela Prancis di Piala Dunia 2026. Baginya, ambisi memenangkan trofi melampaui segala ego atau perselisihan masa lalu dengan sang pelatih, Didier Deschamps.
"Siapa yang tidak ingin bermain di Piala Dunia?" tanya Benzema retoris. "Sebagai seseorang yang mencintai sepak bola dan kompetisi, jika Anda meminta saya bermain untuk timnas Prancis di Piala Dunia dan saya menjawab tidak, maka saya adalah pembohong."
Le Ballon d’Or 2022 fête ses 38 ans aujourd’hui 🎂🥳
Pemilik 97 caps ini menegaskan bahwa profesionalisme adalah prioritas utamanya. Ia tak ingin lagi menoleh pada drama lama dan hanya ingin fokus pada apa yang terjadi di lapangan hijau.
"Jika dipanggil, saya datang dan saya bermain. Saya punya target di kepala saya. Saya cinta kemenangan dan trofi. Itulah yang paling penting bagi saya. Jika mereka memanggil saya ke tim nasional, saya datang untuk bermain bola. Titik," tegasnya.
Tantangan di Saudi Pro League
Prancis sudah memastikan diri lolos ke Piala Dunia 2026 dan tergabung di Grup I bersama Senegal, Norwegia, dan pemenang babak play-off. Namun, sebelum memikirkan tiket ke Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada, Benzema harus membuktikan ketajamannya di tanah Arab.
Saat ini, Benzema tengah berjuang membangkitkan performa Al Ittihad yang masih tertahan di peringkat ketujuh klasemen sementara Saudi Pro League, tertinggal 13 poin dari Al Nassr di puncak.
Laga krusial akan tersaji pada Minggu, 28 Desember, saat Al Ittihad menjamu Al Shabab. Pertandingan ini menjadi panggung penting bagi Benzema untuk membuktikan bahwa dirinya belum habis.
Bagi para penggemar di Indonesia, aksi Wak Haji Benzema dapat disaksikan secara langsung melalui live streaming di SPOTV NOW.
Marc Marquez tidak sekadar memenangkan gelar juara dunia MotoGP 2025. Ia merupakan kekuatan dominan!
Sebelum insiden kecelakaan di Sirkuit Mandalika pada Oktober lalu, pembalap Spanyol ini telah menorehkan statistik mengerikan: 11 kemenangan balapan utama dan 14 kemenangan di sesi Sprint.
Saking dominannya, The Baby Alien sudah mengunci gelar juara dunia pada bulan September di Jepang, tepat sebelum logistik MotoGP mendarat di Indonesia.
Andai saja ia tidak mengalami cedera di Mandalika, Marquez diprediksi bisa menyapu bersih sisa lima balapan terakhir musim ini.
Alih-alih sesumbar, pembalap dengan delapan gelar juara dunia ini justru bersikap realistis. Dalam wawancaranya bersama El Periodico, Marquez menyebut bahwa dominasi total seperti tahun 2025 mustahil terulang di musim 2026.
"Tidak, saya tidak pernah membayangkan tahun sehebat ini," ungkap Marquez jujur. "Target saya memang bertarung demi gelar juara dunia, tapi mengunci titel dengan lima balapan tersisa? Itu di luar ekspektasi."
Menurutnya, format MotoGP modern dengan adanya Sprint Race membuat menjaga jarak poin menjadi sangat sulit.
"Sangat sulit mengulangi hal ini karena dengan adanya Sprint dan balapan utama, ada begitu banyak poin yang dipertaruhkan setiap pekan. Menjaga konsistensi itu tidak mudah," tambahnya.
Ancaman Nyata di Musim 2026
Selain faktor teknis, pria berusia 32 tahun itu sadar betul bahwa para rival tidak akan membiarkannya melenggang sendirian tahun depan. Setidaknya ada tiga faktor utama yang akan menjegal langkahnya:
Kembalinya Jorge Martin: Setelah absen hampir sepanjang tahun 2025 akibat cedera di awal musim, Martin dipastikan kembali dengan kondisi bugar dan rasa lapar akan kemenangan.
Kebangkitan Pecco Bagnaia: Rekan setim Marquez sendiri, Francesco Bagnaia, diprediksi akan melakukan pembalasan dendam setelah musim 2025 yang bisa ia anggap sebagai bencana. 2026 jadi musim pembuktian.
Proyek Yamaha & Toprak: Kehadiran Toprak Razgatlıoğlu di kursi Yamaha memberikan warna baru yang kompetitif, memperkecil celah antara pabrikan Jepang dan Eropa.
Berpacu dengan Pemulihan Pasca-Mandalika
Penghalang terbesar bagi Marquez saat ini justru datang dari dalam dirinya sendiri. Efek kecelakaan di Mandalika masih terasa, dan kini ia tengah berjuang mengembalikan kekuatan fisiknya.
"Secara fisik kami terus membaik, itu yang terpenting. Namun setelah empat atau lima minggu lengan ini tidak digerakkan, otot kehilangan kekuatannya," jelas Marquez mengenai proses rehabilitasinya.
Saat ini, hari-hari Marquez diisi dengan jadwal rehabilitasi yang padat. "Kami melakukan pemeriksaan setiap dua minggu. Tulang dan ligamen harus sembuh dengan sempurna. Untuk sekarang, waktu saya habis di meja perawatan, fisioterapi, hingga terapi ruang hiperbarik. Apapun yang bisa mempercepat pemulihan akan kami lakukan."
Apakah Marquez mampu mempertahankan takhtanya di tengah kepungan para rival dan proses pemulihan cedera?
Musim 2026 akan menjadi pembuktian apakah era dominasi Marquez benar-benar kembali, ataukah 2025 hanyalah sebuah anomali.
Macarthur Bulls: Imbang 1-1 vs Melbourne City (Tandang)
Newcastle Jets datang ke laga Boxing Day dengan kepercayaan diri tinggi setelah menaklukkan kandidat juara Sydney FC 2-0 akhir pekan lalu.
Dua gol di babak kedua dari bintang muda Will Dobson (18) dan Xavier Bertoncello (20) bukan hanya memastikan kemenangan, tapi juga menghadirkan clean sheet pertama Jets musim ini—sebuah sinyal kebangkitan.
Di sisi lain, Macarthur Bulls menunjukkan ketangguhan di tengah jadwal padat. Dua penalti yang dieksekusi dengan dingin oleh striker jangkung Harry Sawyer membawa mereka menang 2-1 atas Brisbane di pekan ke-9, sebelum menahan imbang Melbourne City 1-1 dalam laga sengit Selasa malam.
Dengan papan tengah yang super ketat, tiga poin di laga ini bisa melesatkan salah satu tim ke empat besar—asal hasil lain mendukung.
Bagi Macarthur, periode Natal ini bukan main sibuknya. Laga di Newcastle adalah yang kedua dari tiga partai tandang beruntun, ditambah komitmen mereka di A-League dan Asian Champions League Two.
Gelandang Kristian Popovic menegaskan tim siap menghadapi tantangan meski jeda antar laga sangat singkat.
“Sekarang sudah jadi hal biasa. Setiap tiga atau empat hari kami main, dan tim sangat fit serta kuat. Jadi kami siap untuk Jumat,” ujar Popovic. “Fokus utama harus ke kami sendiri, bagaimana meraih tiga poin. Saya yakin ini akan jadi pertandingan yang luar biasa.”
Dengan dua tim yang sama-sama mengincar posisi elit, laga ini menjanjikan tensi tinggi, drama, dan kembang api sepak bola di McDonald Jones Stadium.
Berkat hak siar Scottish Premiership yang kini hadir di SPOTV NOW, mata penggemar sepak bola di Asia Tenggara mulai kembali tertuju ke tanah Skotlandia. Namun, tahukah Anda bahwa hubungan antara kedua wilayah ini bukan sekadar urusan layar kaca?
Banyak bintang yang pernah mencicipi kerasnya persaingan di Skotlandia dan memilih mengakhiri petualangan mereka di panas teriknya Asia Tenggara. Berikut adalah nama-nama ikonik yang pernah melintasi dua benua tersebut..
Bagi Melvin de Leeuw, Skotlandia hanyalah sebuah pembuka. Setelah sempat berseragam Ross County pada musim 2013-14, penyerang asal Belanda ini memulai pengembaraan luar biasa di Asia Tenggara yang berlangsung hampir satu dekade.
Namanya harum di Thailand setelah membela sejumlah klub seperti Army United, Khon Kaen United, hingga Sukhothai FC. Tak berhenti di situ, ia bahkan sempat mencicipi gelar juara bersama Lanexang United di Laos. De Leeuw baru resmi "mudik" ke Belanda pada 2023, menutup salah satu karier terpanjang yang pernah dijalani alumnus Liga Skotlandia di kawasan ASEAN.
Morgaro Gomis adalah sosok yang unik. Gelandang bertenaga kuda ini memiliki status legendaris di Skotlandia setelah membawa Dundee United juara Piala Skotlandia 2010 dan membantu Hearts promosi ke kasta tertinggi.
Namun, hatinya tertambat di Malaysia. Gomis menjalani dua periode berbeda di Negeri Jiran. Setelah tiga musim yang sukses bersama Kelantan, ia sempat kembali ke Skotlandia sebelum memberikan kejutan besar pada 2023 dengan bergabung ke Kelantan United.
Bagi publik Malaysia, Gomis bukan sekadar pemain asing, melainkan jenderal lapangan tengah yang sudah paham betul seluk-beluk sepak bola Melayu.
Siapa yang tidak mengenal El Hadji Diouf? Pahlawan Senegal di Piala Dunia 2002 dan eks bintang Liverpool ini pernah menghiasi Liga Skotlandia saat membela Rangers pada 2010-11, di mana ia sukses meraih double winners (Liga dan Piala Liga).
Setelah melanglang buana di Inggris, Diouf menggemparkan bursa transfer Asia Tenggara pada 2014 dengan bergabung ke Sabah di kasta kedua Liga Malaysia. Kehadirannya di "Negeri di Bawah Bayu" tersebut menjadi bab penutup dari kariernya yang penuh warna dan kontroversi sebelum akhirnya memutuskan pensiun.
Ricky Waddell
Bek asal Skotlandia ini menghabiskan hampir seluruh kariernya di tanah kelahiran, termasuk dua musim bersama Partick Thistle di kasta tertinggi. Namun, pada 2006 ia keluar dari zona nyaman dengan hijrah ke Singapura, memperkuat Hougang United (saat itu bernama Sengkang Punggol).
*BONUS* Jermaine Pennant
Kisah Jermaine Pennant adalah kebalikan dari nama-nama di atas. Setelah menghebohkan Asia Tenggara saat membela klub Singapura, Tampines Rovers pada 2016, mantan winger Arsenal dan Liverpool ini nyaris kembali ke Britania melalui jalur Skotlandia.
Pennant sempat menjalani trial bersama Hibernian, hanya kesepakatan tersebut tidak berujung pada kontrak permanen.